Minggu, 20 Oktober 2013

Resep - Memebuat Keripik Lele Sangkuriang

Satu lagi olahan Lele sangkuriang yang bisa dicoba dirumah, namanya adalah Keripik Lele Sangkuriang. Oke langsung saja...

Siapkan Bahan :

  • Daging ikan lele tanpa tulang 500g
  • Tepung tapioka 500g
  • Minyak goreng secukupnya
  • Air 100 ml
  • Gula secukupnya
  • Garam secukupnya
  • Telur bebek 2 butir
  • Plastik pembungkus
  • Tali karet atau benang

Kalau sudah siap, kita lanjutkan ke cara membuatnya.

Cara membuat keripik lele:
1) Bersihkan ikan lele dari sirip, patil dan isi perutnya lalu cuci bersih.

2) Kukus ikan lele hingga matang, kemudian dinginkan

3) Haluskan daging dengan gilingan daging atau tumbuk

4) Campurkan tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, lalu masukkan daging ikan lele halus, gula, garam, dan telur bebek.

5) Aduk dan uleni campuran bahan tersebut hingga kalis.

6) Masukkan adonan yang telah dibungkus plastik hingga matang lalu angkat dan diinginkan.

7) Iris tipis adonan yang telah dikukus, lalu jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari/mesin pengering.

8) Iris tipis adonan yang telah dikukus, lalu jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari/mesin pengering.

9) Kerupuk lele kering siap dikemas dan dijual mentah. Kerupuk dapat juga digoreng dan dikemas, kemudian dijual dalam bentuk matang.

Sumber: http://resepmembuatkeripik.blogspot.com

Selamat mencoba...

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Jumat, 18 Oktober 2013

Harga pakan lele sangkuriang melambung tingggi?, saatnya Membuat Pakan Alternatif Sendiri

Artikel menarik yang saya dapat dair group peternak ikan lele yang mungkin sayang berguna mengatasi melinjaknya harga pakan pabrikan.

Berikut ini adalah artikel yang ditulis oleh Eny Endrawati, tentang cara memproduksi pelet ikan dengan protein 31%. Artikel ini mungkin ada banyak kekurangan, oleh karenanya mari kita diskusikan bersama untuk penyempurnaannya agar kita semua dapat menghasilkan pakan ikan (pelet) yang terbaik dan termurah, dalam mengatasi mahalnya harga pakan ikan produksi pabrik.

USAHA PEMBUATAN PELET IKAN

1. Modal Awal Usaha Rp. 1.000.000

Membeli alat pencetak pelet (Penggiling daging) berukuran 4 mm = Rp. 450.000,-

Bahan baku pembuatan pelet per 100 kg dengan protein 31% :

a. 40 kg tepung ikan ----> @ Rp. 6.000,- -----> Rp. 240.000,-
b. 25 kg jagung -----> @ Rp. 2.500,- -----> Rp. 62.500,-
c. 10 kg kedelai lokal -----> @ Rp. 7.000,- -----> Rp. 70.000,-
d. 15 kg dedak (katul) -----> @ Rp. 2.500,- -----> Rp. 37.500,-
e. 10 kg tepung singkong -----> @ Rp. 5.500,- -----> Rp. 55.000,-

f. Ongkos menyelip (meggiling) 25 kg jagung dan 10 kg kedelai lokal -----> Rp. 20.000,-
g. Karung plastik 25 kg -----> Rp. 15.000,-
h. Lain – lain -----> Rp. 50.000,-

TOTAL MODAL USAHA : Rp. 1.000.000,-

2. Cara Pembuatan Pelet Ikan :

1. Selip kedelai dan jagung.
2. Timbang bahan baku yang digunakan.
3. Campurkan bahan baku di lantai menggunakan skop, supaya tercampur rata beri air secukupnya.
4. Masukkan bahan yang telah tercampur dalam mesing pencetak pelet.
5. Keringkan bahan campuran diatas yang sudah digiling (sudah tampak berbentuk pellet), kurang lebih 5 – 6 jam jika sinar matahari mendukung (sampai kering).
6. Kemas pelet-pelet tersebut dengan menggunakan karung plastik berukuran 25 kg.

3. Perhitungan ;

a. Modal kita akan kembali pada bulan pertama, di bulan pertama ini kita belum mendapat ke untungan, tetapi modal awal kita akan kembali.

b. Di bulan kedua otomatis kita sudah tidak membeli lagi alat pencetak pelet.

c. Jadi dari bahan baku saja kita mengeluarkan uang Rp. 500.000,- per 100 Kg pembuatan pelet dengan protein 31%.

d. Kemudian pelet tersebuat dijual dalam kemasan karung plastik yang berbobot @ 25 kg seharga Rp. 162.500,-

Jadi 100 Kg pelet dapat menjadi 4 karung sehingga, 4 x Rp. 162.500 = Rp. 650.000,-

Hasil penjualan per 100 Kg pelet, Rp. 650.000,-

Pengeluaran buat bahan baku 100 Kg pelet, Rp. 500.000,-

Keuntungan : Rp. 150.000,-

Bila dalam 1 bulan kita bisa memproduksi 300 Kg pelet, maka hasilnya kira-kira sebagai berikut :

Hasil penjualan per 300 Kg pelet, Rp. 1.950.000,-

Pengeluaran buat bahan baku 300 Kg pelet, Rp. 1.500.000,-

Keuntungan / Laba = Rp. 450.000,-

4. Pemasaran :

Untuk pemasaran pelet ikan ini dapat dilakukan pada pembudidaya ikan air tawar di kabupaten/kota di provinsi masing-masing. Kegiatan produksi pakan ikan ini juga dapat dilakukan secara bersama oleh para pembudidaya ikan air tawar dengan menyediakan modal bersama guna dapat memproduksi pakan ikan yang lebih murah dalam mengatasi mahalnya pakan ikan produksi pabrik


Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Rabu, 16 Oktober 2013

Budidaya Lele Intensif di Lahan Sempit dengan Sistem Bioflok

Secara umum saya lebih tertarik menjalankan sistem/teknik pemeliharaan/pembesaran sistem Organik. Namun ada beberapa teman yang bertanya tentang sistem Bioflok. Sejujurnya saya kurang memahami sistem ini karena belum pernah menerapkan dan mempraktikan sistem Bioflok. Namun hal ini tidak selalu harus jadi alasan untuk tidak berbagi ilmu. berikut ada artikel menarik tentang sistem Bioflok.

Budidaya dengan teknologi bioflok kepadatan lele dapat mencapai 1.000 ekor/m2, mampu memperoleh konversi pakan  0,8 (0,8 kg pakan membentuk 1  kg daging lele)

Kian merebaknya penggunaan teknologi bioflok, budidaya lele intensif kini dapat dilakukan di pekarangan rumah. Hal ini karena tidak perlu kolam yang luas untuk berbudidaya lele. Dengan kolam fiber berbentuk bulat berdiameter 2,5 m, Legisan sudah dapat berbudidaya lele. ”Satu kolam diameter 2,5 m saya bisa tebar 5.000 ekor lele,” tutur Legisan seorang pembudidaya lele di daerah Depok kepada TROBOS Aqua.

Legisan yang lama menjadi motivator di ESQ, mulai awal 2013 fokus menekuni budidaya lele teknologi bioflok di farm miliknya yang dinamai farm 165. Dengan luasan lahan 1.000 m2, ia dapat membuat 40 kolam dengan rata-rata luasan per kolam luas sekitar 6,25 m2. Saat ini total populasi pembesaran lele yang ada di farm 165 mencapai 200 ribu ekor. ”Nanti panen total produksi bisa sekitar 20 ton karena rata-rata SR (survival rate)/tingkat kelangsungan hidup lele di atas 90 persen,” ujar ujar lelaki asal Sumatera Utara ini  semangat.  

Teknis Budidaya
Sistem bioflok ini sebelumnya telah diterapkan pembudidaya lele di Pekalongan sejak 2010 lalu.

Dijelaskan Suprapto, budidaya bioflok harus ada pemberian probiotik, penambahan aerator dan sirkulator, juga tidak boleh dilakukan di kolam tanah. ”Perlu persiapan media pemeliharaan 5 - 7 hari sebelum tebar benih,” ungkap Suprapto. Secara rinci ia menjelaskan langkah persiapan kolam yang perlu dilakukan pada sistem bioflok.

Pertama isi kolam dengan ketinggian air 80 hingga 100 cm, kemudian lakukan sterilisasi air.  Sterilisasi dilakukan dengan pemberian kaporit 20 - 30 gram/m3 air, lalu aerasi hingga 3 hari sampai bau kaporit hilang. Kemudian tambahkan garam 1 - 3 kg/m3  air kemudian lakukan aerasi kembali. Esok harinya berikan dolomite/kapur 100 gram/m3  air. Selanjutnya esok harinya berikan molase (tetes) 100 ml/m3 dan probitik misalnya Bacillus sp dan tambahkan pupuk.

Pupuk digunakan guna menumbuhkan plankton atau bakteri baik di kolam, tunggu sekitar 4 hari baru kemudian benih siap ditebar.  ”Benih yang digunakan harus jenis yang unggul supaya memiliki daya tahan yang baik pasalnya kepadatannya sangat tinggi,” ujar Suprapto. Ia menambahkan, pemberian pakan juga harus sangat diperhatikan.

Pemberian pakan dilakukan hanya 2 kali sehari, dan selama budidaya 100 % lele diberikan pakan pelet, tidak boleh dicampur dengan yang lain. ”Pemberian pakan cukup 80 % dari tingkat kekenyangan lele,” ungkap Suprapto. Lebih lanjut ia menerangkan,untuk meningkatkan daya serap nutrisi pakan perlu dilakukan fermentasi pakan selama dua hari dengan mencampur probiotik 5cc/kg.

Analisa Usaha 
Menurut legisan untuk memulai budidaya lele bioflok ini tidak memerlukan lahan yang luas dan modal yang besar. Di pekarangan rumah luasan 15 m2sudah dapat memulai dengan dua kolam. ”Satu kolam sampai panen dari mulai benih, pakan, dan bak budidaya cuma butuh investasi Rp 6,5 juta (komponen ada di tabel),” ungkap Legisan. Dari modal investasi Rp 6,5 juta bisa diperoleh keuntungan Rp 1,5 – 2 juta per kolam/bak satu siklusnya.

Satu siklus panen 2,5 – 3 bulan untuk panen ukuran ukuran 1 kg isi 10 atau 8. Ia juga membuka kemitraan bagi yang ingin berbudidaya lele bioflok. ”Kami menyediakan paket jika ada yang mau mulai budidaya Rp 6,5 juta sampai panen,” ujar Legisan mengajak terapkan sistem bioflok. Jika ingin memahami lebih jauh, Legisan juga menyediakan pelatihan bioflok di farm 165 miliknya. Kedepannya Legisan berharap, akan semakin banyak yang berbudidaya lele dengan sistem bioflok.

Sumber: http://www.trobos.com

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Minggu, 13 Oktober 2013

Selamat Idul Adha Idul Adha 1434 H / 2013

Sayup-sayup terdengar takbir yang berkumandang tanda Idul Adha sudah datang. 
Ampunan selalu diharap, barokahpun didapat.
Mohon maaf lahir dan bathin.


Gambar dari tetep Google Images hehe

Semoga Bagi yang Menunaikan Ibadah Haji pada Tahun Ini Dapat Menjadi Haji yang Mabrur.
Amin.



Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Kamis, 10 Oktober 2013

Uji coba pembuatan Pakan Alternatif untuk Lele Sangkuriang

Beberapa hari yang lalu saya pernah postingkan cara membuat pakan alternatif untuk Lele Sangkuriang selain tentunya pakan Alami seperti Ayam tiren yang sudah diolah, atau sosis kadalauarsa, dan sebagainnya. Postingannya bisa dilihat disini: Membuat Pakan Alternatif Lele Sangkuriang dari Ampas Tahu.

Nah, mungkin beberapa diantara temen-temen ada yang meragukan pembuatan pakan ini apakan benar-benar akan berhasil atau tidak, begitupun saya pada awalnya. Nah daripada penasaran saya buat saja sendiri dan buktikan. hehe. Berikut beberpa hasil dokumentasi dari proses tersebut:





Hasilnya??? hehe sampai saat ini belum bisa dilihat karena sampai postingan ini dibuat baru 5 hari semenjak pembuatan. jadi nanti kalu sudah ada hasilnya di sahre lagi disini.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Rabu, 09 Oktober 2013

Melakukan pengujian mutu pada Pakan Buatan Sendiri

Pakan Alternatif atau pakan buatan sendiri gak jadi masalah, lalu kenapa pakan buatan kalah pamornya dengan pakan pabrikan?. Hmm ada hal serius yang harus kita evaluasi, salah satunya mengenai pengendalian Mutu. 

Pakan pabrikan memiliki tempat dihati Peternak karena para peternak atau pembudidaya sudah tidak ragu lagi akan kualitas, mutu dan kandungan nutrisi pada pakan tersebut. Nah untuk membuat apakan buatan kita sendiri dapat menggantikan pakan pabrikan, kita juga mestinya melakukan. Setelah kita melakukan pembuatan pakan ikan atau pellet sedemikian rupa maka perlu dilakukan Pengujian baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis. Hal ini perlu dilakukan Untuk mengetahui tingkatan mutu pakan yang kita buat,

Pengujian kualitas pakan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :

Pengujian Fisik.

Pengujian pelet secara fisik yaitu :
  1. Kehalusan bahan baku
  2. Kekerasannya
  3. Daya tahan dalam air
  4. Daya apung.

Dalam Pembuatan pakan buatan pengujian secara fisik dapat dilakukan pada Kehalusan bahan baku, dapat diuji dengan jalan menggiling ulang, berdasarkan besar kecilnya ukuran butiran, kita dapat membedakannya menjadi sangat halus, agak kasar, sangat kasar dll.

Kekerasan dapat diuji dengan memberi baban pada pelet sampai batas beban tertentu pelet akan hancur. Pelet yang baik harus mempunyai kekerasan yang tinggi, dan biasanya berasal dari bahan baku yang cukup halus.

Pengujian ketahanan dalam air (water stability), dilakukan dengan cara mengambil pakan , selanjuntnya merendam pakan dalam air dingin. Waktu yang diperlukan sampai saat pelet hancur merupakan ukuran daya tahan pelet tersebut.

Pengujian daya apung, kita lakukan dengan jalan menjatuhkan pelet kedalam air, waktu yang diperlukan mulai saat pelet menyentuh permukaan air sampai tenggelam di dasar, adalah merupakan ukuran daya apungnya.

Pengujian Kimiawi

setelah dilakukan pengujian secara fisik sekarang kita melakukan pengujian secara kimiawi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui kandungan gizi dari pakan tersebut, yaitu kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, serat dan kadar air. Pengujian ini dapat dilakukan di laboratorium. Parameter yang diuji antara lain energi gross, protein kasar, lemak kasar dan kandungan serat.

Pengujian Biologis

Setelah melakukan pengujian secara fisik dan secara kimiawi perlu juga dilakukan lainnya yaitu pengujian secara Biolodis. Pengujian biologis sangat penting terutama untuk milihat nilai Konversi Pakan (Feed Conversion Ratio). Nilai ini sebenarnya tidak merupakan angka mutlak, karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis, ukuran ikan, kepadatan, kualitas air dll. Semakin kecil nilai konversi pakan, semakin baik kualitas pakan, karena akan semakin ekonomis. Untk mengetahui nilai konversi pakan perlu dilakukan dilakukan pengujian lapangan pada berbagai tipe percobaan.

UJI Coba

Sebaiknya lakukan serangkaian kegiatan dalam rangka pengujian mutu pakan secara fisik, kimiawi dan biologis.

Alat : - Wadah plastik
- Pemberat
- Pengayak
- Akuarium /wadah uji pengujian biologis.
- Seperangkat alat pengujian kimiawi
- Timbangan analitik.

Bahan : - Pelet ( buatan sendiri)
  • Beberapa pakan komersial
  • Daftar kandungan gizi pakan buatan endiri dan pakan komersial.

Langkah Kerja :
Pengujian pakan secara fisik Kehalusan bahan baku
  1. Ambil contoh pelet buatan sendiri dan pelet komersial,
  2. Haluskan , partikel diayak dalam 3 tingkatan, halus, agak kasar, dan kasar.
  3. Hitunglah persentase partikel halus terhadap kasarnya, semakin besar nilianya semakin baik mutunya.

Pengujian Kekerasan
  1. Timbanglah pakan buatan sendiri dan 2 jenis pakan komersial, taruh diatas meja
  2. Ambil pemberat ¼ kg, letakan diatas contoh pakan tersebut, amati yang terjadi.
  3. Ambil pemberat ½ kg, letakkan diatas contoh pakan yang sama, amati yang terjadi
  4. Ambil pemberat 1 kg, letakkan diatas contoh pakan yang sama, amati dan catat kapan saat pelet mulai hancur dan kapan saat pelet hancur seluruhnya.

Pengujian Daya Apung
  1. Untuk pengujian daya apung dapat digunakan gelas , isi air hingga ½ nya
  2. Timbanglah pakan 5 gram
  3. Masukan pelet tersebut kedalam gelas secara bersama-sama
  4. Hitung waktu yang diperlukan masing-masing pelet mulai tenggelam, merupakan daya apung.
  5. Pengujian Kimiawi
  6. Timbang contoh pakan sebanyak 400 gram
  7. Ujilah kandungan nutrisinya ke laboratorium
  8. Bandingkan hasil analisis dengan daftar kandungan gizi yang tertera pada label,
  9. Diskusikan mengapa terdapat persaman dan perbedaan.

Pengujian Biologis
  1. Siapkan hewn uji, sesuai kebutuhan misal 5 ekor/ aquarium masing-masing dilakukan pengulangan 3 kali.
  2. Beri pakan sesuai kebutuhan ( 5% /hari) bobot biomass
  3. Sampling berat dilakukan tiap 10 hari sekali, selama minimal 1 bulan.
  4. Buatlah grafik pertumbuhan dari semua perlakuan dan bandingkan

Sumber referensi:
1.       Kementerian kelautan dan perikanan
2.       Badan pengembangan sumberdaya manusia kelautan dan perikanan-bpsdmkp
3.       Direktorat jendral perikanan budidaya
4.       Pusat pengembangan penyuluhan perikanan
5.       Materi penyuluhan perikanan

Dikutip dari: http://penyuluhpi.blogspot.com/2012/10/pengujian-mutu-pakan-buatan-secara.html

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Selasa, 08 Oktober 2013

Cara Mengawetkan Hasil Panen dengan Sistem Pengasapan

Pasti diantara para pembudidaya banyak yang memiliki pengalaman panen lele banyak namun tidak tahu harus diapakan. Akhirnya dijual dengan harga yang "Hancur" sehingga hasil kerja keras kita jadi kurang berharga. Nah supaya kita tidak dikendalikan oleh pengepul-pengepul nakal, jika kita mengalami panen melimpah namun belum memiliki cara untuk menjualnya, awetkan saja lele sangkuriang kita dengan cara di Asapi.

Pengasapan Ikan adalah merupakan cara yang digunakan dalam usaha perikanan sebagai salah satu cara dari suatu proses yang bertujuan untuk mengawetkan ikan. Usaha pengawetan ikan melaui sistim pengasapan sebenarnya sudah cukup lama dengan berbagai bentuk dan ragamnya dan sudah dikenal oleh masyarakat perikanan umumnya.

Lalu bagaimana caranya? silahkan download file berikut yang berisi tentang tata cata mengolah ikan dengan cara diasap.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Minggu, 06 Oktober 2013

Download Artikel Cara menghitung Formula pada Pakan

Mau membuat pakan sendiri? Sebelum kita meracik, meramu, mencampur, dan membuat pakan buatan sendiri perlu mengetahui metode dan cara pembuatan pakan terlebih dahulu. Metode ini digunakan untuk menghitung kadar atau nutrisi yang terkandung dalam pakan yang kita buat. Dengan berlandaskan teori tersebut diharapkan bahwa hewan ternak yang kita pelihara  kita mendapatkan nutrisi cukup dan seimbang dengan kebutuhannya setiap hari. Dan pada akhirnya mendapatkan hasil ransum murah, mudah, efektif dan efisien yaitu kualitas pakan itu sendiri.



Dalam artikel ini dibahas metode yang digunakan dalam pembuatan pakan murah berkualitas. Langkah ini digunakan pula oleh beberapa produsen pakan unggas komplit yang terus mengembangkan cara dan metode dalam pencampuran serta pembuatan pakan.

Silahkan Klik link dibawah ini untuk mendownload artikelnya:

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Bagaimana cara membuat Pelet?

Pertanyaan klasik yang sering sekali ditanyakan oleh peternak ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air asin. Mengingat harga pakan yang kian hari kian melambung, maka membuat pakan sendiri merupakan solusi terbaik bagi peternak. 

Pakan ikan yang diproduksi dari bahan baku lokal, biasanya akan menghasilkan kualitas produk yang lebih bagus dibandingkan pakan dengan bahan baku impor. Bahan baku lokal yang dapat digunakan untuk pembuatan pakan ikan antara lain jagung, tepung ikan, dedak padi atau gandung, bungkil kedelai, minyak ikan, minyak sawit, mineral serta asam amino. Yang terpenting bahan tersebut mengandung protein, bernutrisi tinggi, mudah diolah dan dihaluskan, tidak mengandung racun, serta mudah diperoleh di daerah tersebut.

Agar pakan yang diproduksi, mencukupi nutrisi yang dibutuhkan setiap ikan. Maka para produsen meramu pakan untuk masing – masing ikan, dengan komposisi yang berbeda disesuaikan dengan jenis ikan.

Sebagai gambaran berikut kami berikan informasi 5 garis besar pembuatan pelet ikan, yang kami kutip dari Majalah Ide Bisnis edisi 04/September 2010.

  1. Masing – masing bahan (bahan baku utama dapat menggunakan ikan) dihaluskan dengan bantuan mesin hammer mill
  2. Setelah itu, bahan yang telah dihaluskan kemudian diayak
  3. Bahan yang sudah jadi tepung kemudian ditakar sesuai komposisi masing – masing, dan dicampur dalam mesin mixer
  4. Supaya aroma pakan mucul,bahan baku dikukus dalam peranti steam
  5. Selanjutnya dicetak menjadi butiran pelet, menggunakan mesin cetak pelet
  6. Dan terakhir proses pendinginan, yaitu dengan cara mengeringkan pelet menggunakan alat blower.


Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Kamis, 03 Oktober 2013

Solusi Pakan Mahal? pakan dibibis dengan probiotik.

Judulnya Keren yah? hehe, ya abegitulah kurang lebih pesan yang ingin disampaikan si penulis pada salah satu komunitas lele sangkuriang di facebook ini. Nama Groupnya adalah FORUM APLESI (Asosiasi Pembudidaya Lele Seluruh Indonesia). 

Gambar dari
www.facebook.com/groups/komunitaslelesangkuriang
Kembali ke pokok masalahnya. Kita tau bahwa harga pakan makin hari makin tinggi/mahal. entah karena naiknya harga BBM atau apalah yang jelas kenaikan harga pakan ini menyebabkan para pembudidaya "tercekik". Hal ini disebabkan harga lele yang tidak semudah itu untuk naik.

Nah dari situlah saya rasa tips ini bisa digunakan untuk mengatasi harga pakan. Lho koq bisa? ya dengan dibibis dengan larutan probiotik yang telah di fermentasikan seperti ini, pemberian pakan bisa dukurangi tanpa harus mengorbankan pertumbuhan lele sangkuriang kita. Oke langsung saja yah.
 

Alat dan Bahan:

  1. Probiotik 1 liter (setau saya bisa diganti dengan EM4 Perikanan)
  2. Yakul 5 botol 
  3. Dedak 1 kg (dedak ini diseduh dulu dengan air panas)
  4. Vit C dan Vit B complek masing masing 50 butir
  5. Molase 2 liter atau gula 2kg
  6. Susu kental 1 kaleng
  7. Air 50 liter

Cara Pembuatan:

Masukkan dalam wadah tertutup semua bahan di atas
fermentasikan minimal 6 hari

Adapun cara pembibisan adalah dengan menggunakan setengah aqua gelas /1kg pakan

Semoga bisa menjadi manfaat bagi yang membaca ya

Sumber: FORUM APLESI (Asosiasi Pembudidaya Lele Seluruh Indonesia) facebook Group

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Selasa, 01 Oktober 2013

Tips - Penentuan Waktu Ovulasi

Saya belum banyak pengalaman dalam bidang pemijahan. Namun sangat ingin menguasai bidang ini. Bagaimanapun Ilmu tak akan berat dibawa-bawa kan hehe. Nah beberapa kalo googling dapet artikel menarik tentang cara menetukan  Waktu Ovulasi.

Gambar dari Google Images
Kunci kedua yang harus benar-benar dikuasai pada pemijahan ikan adalah penentuan waktu stripping atau waktu ovulasi. Stripping yang terlalu atau lambat dapat mengakibatkan rendahnya keberhasilan tingkat penetasan telur dan menyebabkan kerusakan induk bahkan kematian.

Waktu ovulasi tercapai pada periode tertentu setelah penyuntikan (waktu laten). Waktu laten pada spesies ikan yang berbeda dapat berbeda pula bahkan pada spesies ikan yang sama, bergantung pada tingkat kematangan akhir gonad, temperatur inkubasi induk, kondisi lingkungan dan kondisi fisiologis ikan lainnya.

Karena itu, penentuan waktu laten pada selang waktu tertentu tidak dapat secara mutlak digunakan, berbeda dengan selang waktu injeksi hormonal pertama dan kedua (bila menggunakan dua kali injeksi). Secara simpel, identifikasi waktu ovulasi dapat dilakukan dengan mengurut bagian perut ikan ke arah genital secara perlahan.

Bila sudah ada sedikit telur yang keluar secara lancar (bukan dipaksa), waktu ovulasi sudah tercapai sehingga pengurutan selanjutnya dapat dilakukan dan dilanjutkan dengan pembuahan. Secara akurat, waktu ovulasi dapat ditentukan berdasarkan posisi inti. Dengan pemberian larutan serra (60% ethanol, 30% formaldehyde, 10% acetic acid glacial), inti sudah mengalami kerusakan dinding germinal (GVBD, germinal vesicle breakdown).


Sumber: ane lupa gan (maaf ya hehe) artikel 2010an.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers