Minggu, 28 Juli 2013

Resep Lele Bumbu Bali - Olahan Lele Sangkuriang

Sambil menunggu buka puasa, nyari sesuatu yang agak beda untuk mengolah lele sangkuriang. eh akhirnya nemu olahan menarik. namanya Lele sangkuriang Bumbu Bali. Oke berikut cara pengolahannya. 


Pertama untuk menghilangkan bau anyir lele, rendam lele dalam air jeruk atau air asam jawa selama 30 menit, tiriskan, dan siap diolah lebih lanjut.

Bahan :
  • 2 ekor ikan lele sangkuriang berat @ 200 gram, siangi
  • 2 sdm air jeruk nipis
  • 1 sdt garam
  • 4 lembar daun jeruk
  • 2 batang serai, memarkan
  • 2 sdm air asam jawa
  • minyak goreng secukunya

Bumbu Halus:
  1. Haluskan 300 gram cabai merah besar
  2. 10 siung bawang merah
  3. 8 siung bawang putih
  4. 1 sdt garam
  5. 2 sdm gula merah/jawa

Cara membuat:
  1. Siangi lele, buang isi perutnya, cuci bersih, lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan sebentar, cuci bersih kembali, kemudian tiriskan.
  2. Panaskan minyak, goreng lele hingga matang, angkat.
  3. Panaskan minyak sisa menggoreng, tumis bumbu yang dihaluskan bersama daun jeruk dan serai. Setelah harum, masukkan air asam jawa dan masak hingga sambal matang.
  4. Siapkan pinggan, tata lele, tuangkan sambal di atasnya, dan sajikan.
Oke, silahkan coba dan semoga olahan ini bisa menjadi variasi baru dalam mengolah lele sangkuriang.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Jumat, 26 Juli 2013

Cara membuat Starter Bakteri dengan Pelepah Pisang

Starter Bakteri merupakan komponen penting dalam berbagai hal berkaitan dengan pembudidayaan lele sangkuriang. Biasanya memang tersedia di toko-toko peternakan, tapi sebenarnya bakteri starter ini bisa kita buat sendiri. Caranya pun gampang. silahkan di praktekan dirumah. berikut caranya:

Gambar dari google images
BAHAN:
  1. Pelepah pisang busuk bagian pinggir sepanjang 40 cm (harus yang benar-benar busuk karena berarti ada bakterinya)
  2. Gula merah atau tetes murni ¼ kg
  3. Air leri (pususan beras) kental 4-5 liter

CARA PEMBUATAN:
  1. Pelepah dicacah sampai lembut
  2. Gula dilarutkan dalam air leri
  3. Pelepah dimasukkan dalam larutan gula dan air leri, diremas-remas, diperas (supaya bakterinya terlepas) dan diaduk
  4. Setelah semuanya tercampur, larutan disaring dan dimasukkan dalam jerigen plastik
  5. Setelah 3 hari dilihat, bila berbusa maka busa harus dibuang
  6. Dibiarkan selama 5-7 hari
  7. Tanda-tanda jadi bau seperti tape
  8. Untuk memelihara bakteri tetap hidup maka larutan diberi gula dan dedak


Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Rabu, 24 Juli 2013

Mengatasi parasit Pada Lele Sangkuriang dengan Daun Sirih

Ada-ada aja hambatannya dalam menjalankan usaha ini (budidaya lele sangkuriang). Salah satunya adalah parasit yang berkembang pada kolam dan menghambat pertumbuhan dari lele sangkuriang yang kita budidayakan.

Ciri-ciri ikan terkena penyakit yang disebabkan oleh parasit biasanya terdapat bintik-bintik yang berwarna putih pada lapisan kulit serta sirip dan insang. lalu bagaimana mengatasinya? apakah obatnya? dan bagaimana melakukannya? hmmm, ternyata parasit dapat di atasi dengan menggunakan tanaman herbal yang ada disekitar kita. Salah satunya adalah daun sirih. berikut analisis yang saya dapatkan dari forum (kaskus)

Khasiat sirih digunakan sebagai styptic (penahan darah) dan vulnerary (obat luka pad kulit) juga berdaya guna sebagai antioksida, antiseptik, fungisida, dan bakterisidal. Hal ini jelas bahwa daun sirih yang mengandung minyak atsiri bersifat menghambat pertumbuhan parasit dan pada penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa atsiri daun sirih dapat menghambat pertumbuhan parasit protozoa pada ikan, namun dalam penerapannya harus memperhatikan ketahanan ikan terhadap air rebusan daun sirih tersebut. konsentrasi yang terlalu tinggi dapat berpengaruh negatif tidak hanya terhadap parasit tapi juga terhadap ikan.

Hasil penelitian menunjukan pengobatan dengan cara perendaman menggunakan bahan alami daun sirih dapat menghambat perkembangbiakan parasit lchthyophthirius multifiliis. pada konsentrasi 8,3 ppt daun sirih, tingkat mortalitas parasit lch mencapai 99,4 %. sedangkan konsentrasi terbaik perendaman dengan daun sirih yang aman untuk ikan dan efektif untuk menanggulangi parasit lch adalah pada 6,7 ppt dengan tingkat mortalitas lch sebesar 86,28% selama 12 jam perendaman.

Hasil pengamatan terhadap gejala klinis dari ikan sebellum dan sesudah perendaman dengan daun sirih menunjukan perbedaan yang nyata. sebelum perendaman, ikan yang terserang parasit lch menunjukan gejala terdapat bintik-bintik putih kecil berwarna putih pad akulit, sirip dan insang.

Sering juga tampak selaput putih abu-abu pada lensa mata ikan. ikan yang telah terinfeksi berat oleh parasit ini akan tampak lemah, sering menyendiri dan menggosok-gosokan ke dasar kolam. selanjutnya ikan akan mengapung atau berada pada permukaan bila mana insang sudah penuh kista parasit lchthyophthirius multifiliis.

Parasit lch yang menyerang insang mengakibatkan insang berwarna merah kehitaman, lamella insang berwarna pucat dan hilangnya fungsi insang, setelah perendaman, ikan yang terserang parasit lch menunjukan perubahan seperti warna pada tubuh kembali cerah dimana bintik tubuh yang ada pada kulit sudah hilang, juga pada sirip ekor, punggung, dada dana perut. Kondisi mata kembali seperti pada saat ikan masih sehat yaitu kehitaman pada lensa mata tampak bening.

Senyawa-senyawa chavicol, alilpirokatekol, kavibetol, kavibetol asetat dan alipirolatekoldiasetat masing-masing pad akadar 200 ug/ml daoat membunuh sempurna C.elegans.

Penggunaan daun sirih untuk pengendalian parasit helminths pada ikan perlu melalui uji pendahuluan untuk mengetahui konsentrasi optimal daun sirih yang dapat menghambat pertumbuhan parasit helminths tetapi aman digunakan untuk ikan.

Selain itu, dalam melakukan pengobatan juga perlu dipertimbangkan cara parasit melakukan penetrasi ke ikan yang akan menentukan metode pengobatan yang dipilih. ukuran ikan, dan spesies ikan yang akan diobati. ukuran dan spesies yang berbeda akan menghasilkan sensivitas yang berbeda terhadap obat yang diaplikasikan 

Referensi: http://old.kaskus.co.id/showpost.php?p=379744471&postcount=95

Semoga bisa sedikit meringankan agan-agan peternak lele sangkuriang

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Kenali fungsi dan manfaat Garam Ikan

Dari beberapa postingan sebelumnya, terdapat beberapa penyakit yang solusinya menggunakan garam ikan, garam gosok dan lain sebagainya. Mungkin ada yang bertanya apasih yang dimaksud garam ikan, apa saja amanfaatnya, dan bagai mana menggunakannya, berikut kita bahas (mudah-mudahan memberikan gambaran utuh) tentang Garam ikan.

(Garam Ikan) Gambar dari google images


Apakah garam ikan itu?

Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang bersangkutan. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut. 

Fungsi Garam Ikan

Ikan, lele, maupun makhluk hidup dalam air, dalam hal ini ikan air tawar, di dalam air ibarat sekantung garam. Ikan harus selalu menjaga dirinya agar garam tersebut tidak melarut, atau lolos kedalam air. Apabila hal ini terjadi (garam dalam tubuh ikan larut dalam air atau menurun kadarnya) maka ikan yang bersangkutan akan mengalami masalah. Namun secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam didalam tubuhya tidak mudah “bocor” kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.

Pada saat ikan sakit, luka, atau stress proses osmosis akan terganggu sehingga air akan lebih banyak masuk kedalam tubuh ikan, dan garam lebih banyak keluar dari tubuh, akibatnya beban kerja ginjal ikan untuk memompa air keluar dari dalam tubuhnya meningkat. Bila hal ini terus berlangsung, bisa sampai menyebabkan ginjal menjadi rusak (gagal ginjal) sehingga ikan tersebut tewas. Selain itu, hal ini juga akan diperparah oleh luka dan atau penyakitnya itu sendiri. Dalam keadaan normal ikan mampu memompa keluar air kurang lebih 1/3 dari berat total tubuhnya setiap hari. 

Penambahan garam kedalam air diharapkan dapat membantu menjaga ketidak seimbangan ini, sehingga ikan dapat tetap bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya dari luka, atau penyakitnya. Tentu saja dosisnya harus diatur sedemikan rupa sehingga kadar garamnya tidak lebih tinggi dari pada kadar garam dalam darah ikan. Apabila kadar garam dalam air lebih tinggi dari kadar garam darah, efek sebaliknya akan terjadi, air akan keluar dari tubuh ikan, dan garam masuk kedalam darah, akibatnya ikan menjadi terdehidrasi dan akhirnya mati.

Pada kadar yang tinggi garam sendiri dapat berfungsi untuk mematikan penyakit terutama yang diakibatkan oleh jamur dan bakteri. Meskipun demikian lama pemberiannya harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai ikan mengalami dehidrasi.

Beberapa Keunggulan Garam Ikan

  • Pemberian garam termasuk aman bagi ikan, asal diberikan dengan dosis yang sesuai. Selain itu juga aman bagi manusia.
  • Seperti disebutkan sebelumnya, garam akan membantu menyeimbangkan kembali proses osmoregulasi dan memicu daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit yang dideritanya.
  • Sampai tahap tertentu diketahui garam mampu memblokir efek nitrit. Nitrit dalam air dapat terserap kedalam system peredaran darah ikan, sehingga darah berubah menjadi kecoklatan. Kehadiran nitrit akan menyebabkan kemampuannya untuk membawa oksigen menjadi menurun, sehingga pada kondisi kelebihan nitrit sering terjadi “penyakit darah coklat”. Dengan adanya garam kejadian demikian bisa dihindari.
  • Garam mampu membunuh parasit-parasit bersel tunggal seperti Ich (white spot), jamur dan bakteri lainnya. Terakhir garam mudah didapat dan mudah dibeli, sehingga bisa tersedia setiap saat pada waktu diperlukan.

Dosis dan Cara Pemberian

Beberapa dosis penggunaan garam adalah:
 
  • Sebagai profilaktik:
Sebagai profilaktik, atau sebagai tonik, atau dalam bahasa umum sebagai “jamu” dianjurkan untuk menggunakan garam sebanyak 1 – 2 sendok teh garam per 4 liter air, atau sebanyak 1 – 2 gram per liter. Atau dengan kata lain sebanyak 0.1 – 0.2 persen. Sebelumnya garam disiapkan di suatu wadah. Kemudian dibuat larutan dalam wadah tersebut sesuai dengan dosis. Setelah garam melarut baru dimasukan kedalam kolam. Dosis sebagai “jamu” ini digunakan apabila kita belum tahu persis penyakit apa yang sebenarnya menjangkiti ikan, atau bisa juga digunakan apabila ikan terluka, stress dan sejenisnya. Dengan demikian sistem osmoregulasi ikan tetap prima sehingga ikan mudah melakukan pemulihan.
  • Sebagai perlakuan pengobatan infeksi jamur dan atau bakteri
Untuk keperluan ini diperlukan larutan garam dengan konsentrasi 1 %, atau larutan 10 g garam dan 1 liter air. Pemberian larutan ini hendaknya diberikan secara sedikit demi sedikit sehingga konsentrasi tersebut akan tercapai setelah 24 – 48 jam. Jadi jangan diberikan sekaligus sebanyak 1 %, tapi diberikan secara perlahan-lahan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kejutan osmotic, atau stress pada ikan yang bersangkutan.

Pada awalnya konsentrasi larutan dapat dimulai pada tingkat 0.1 – 0.2 %. Kemudian secara teratur garam ditambahkan pada selang waktu tertentu, misalnya setiap 3-4 jam sekali. Apabila pada saat peningkatan konsentrasi garam ini ikan mengalami stress, hentikan segera perlakuan, kemudian ganti air sebagian sehingga konsentrasi garam turun ketingkat semula.
  • Untuk mengurangi pengaruh racun dari nitrit.
Untuk mengurangi pengaruh nitrit dosis yang dianjurkan adalah 1 gram perliter air.
  • Untuk melepaskan lintah pada ikan
Dapat dilakukan dengan merendam ikan yang bersangkutan secara singkat dalam larutan garam 2.5 %. Perendaman pada dosis demikian akan menyebabkan lintah melepaskan diri dari tubuh ikan. Meskipun demikian larutan ini tidak akan membunuh lintah itu sendiri.
  • Sebagai obat infeksi Piscinoodinium (Velvet).
Pengobatan terhadap infeksi Piscinoodinium dapat dilakukan dengan perendaman jangka panjang dalam larutan garam dengan konsentrasi 10 gram per 45 liter air. Atau 1 sendok teh per 4 liter air.

Perhitungan pemberian Garam ikan

Untuk memberikan perlakuan garam yang tepat pertama kali harus diketahui volume air dari kolam yang akan diberi perlakuan. Sebagai contoh apabila anda mempunyai kolam dengan ukuran 5m x 2m x 1m, maka volume airnya adalah 1000 liter air atau sama dengan 1000 kg.
Apabila dosis garam yang diperlukan adalah 1 % maka garam yang diperlukan adalah 1 % (0.01) x 1000 kg = 10 kg . Sedangkan bila dosis garam yang diperlukan adalah 0.1 % maka yang diperlukan adalah 0.1 % (0.001) x 1000 kg = 1 kg.

Berikan bertahap agar lele tidak shock/stress
referensi (diadaptasi dari): http://www.o-fish.com/HamaPenyakit/GaramIkan.htm

Mudah-mudahan bisa mengobati rasa ingin tahu rekan-rekan sesama pembudidaya :)

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Selasa, 23 Juli 2013

Cara Mensterilkan Kolam Beton dari bau Semen

Selain kolam terpal, banyak pula peternak yang menggunakan beton sebagai media pembuatan kolam. Selain karena lebih kuat, umur kolam beton juga cukup lama, sehingga lebih memudahkan dalam peraeatan. namun untuk kolam baru, penanganan yang salah dapat menjadikan bibit atau komoditas lele kita menjadi kurang maksimal pertumbuhannya.

Gambar dari google images

Lho Kenapa? hal ini disebabkan pada kolam baru, kandungan bahan kimia terutama dari semen masih menempel kuat pada dinding kolam, sehingga bahan-bahan kimia inilah yang akan membuat ikan/lele kurang baik atau bahkan mati.

Memang lama kelamaan bahan-bahan ini akan hilang dengan sendirinya, namun secara alami butuh waktu 4-6 bulan sebelum kolam dapat digunakan. Lama banget ya hehe. tentu harus ada solusi untuk hal ini.

Berikut tips yang bisa digunakan untuk mensterilkan kolam beton sebelum digunakan.

  1. Pastikan kolam semen tersebut sudah benar-benar kering. Pastikan beton semen sudah kering dan keras.
  2. Cara 1: Rendam kolam tersebut dengan cara diisi air sampai penuh dan dikuras setiap 3 hari dan kemudian diisi kembali. Hal ini dilakukan berulang sampai dengan 1 minggu. 
  3. Cara 2: Kalau mau lebih singkat, kita bisa memakai irisan batang pisang yang digosokkan ke seluruh dinding dan dasar kolam. Setelah digosok, kemudian kolam diisi sampai penuh. Keesokan harinya kuras dan digosok kembali dan lalu diisi kembali. Esoknya, tinggal kuras dan kolam sudah siap dipakai.

Mudah-mudahan dengan cara ini, kolam beton bisa steril dari residu semen.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Minggu, 21 Juli 2013

Panduan Pemeliharaan Larva Lele sangkuriang - Pembenihan Lele Sangkuriang

Selalu menarik mempelajari lele sangkuriang. diawali dengan belajar pembesaran, pemeliharaan, cara panen lele dewasa, sampai mempelajari tingkah laku sikumis yang satu ini. Salah satu bagian yang menarik untuk di pelajari adalah pembenihan. Referensi yang agak terbatas mengenai pemijahan dan kurangnya media untuk bertanya membuat kita harus pandai-pandai mencari sumber ilmu. pagi ini buka-buka kaskus ternyata ada info menarik. ya daripada nanti lupa mending saya share disini, selain sebagai referensi kalo-kalo nanti saya lupa, juga mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi teman-teman yang lain yang juga sedang belajar pembenihan.

Pemeliharaan Larva Lele Sangkuriang

Telur lele sangkuriang akan menetas sekitar (30 – 36) jam setelah pembuahan pada suhu (23 – 24)oC. Pemeliharaan larva pasca penetasan telur dilakukan pada hapa penetasan telur yang dialiri air dan dilengkapi dengan aerasi yang tidak terlalu kencang agar larva tidak teraduk. Pemeliharaan larva dalam happa dilakukan selama (4-5) hari tanpa diberi pakan, karena larva pada saat itu masih memanfaatkan kuning telur yang ada dalam tubuh larva itu sendiri.

Memasuki hari ke-5 dan seterusnya kuning telur dalam tubuh larva telah habis, larva selanjutnya dipindahkan ke dalam bak fiber untuk dipelihara lebih lanjut. Pemeliharan larva dalam bak fiber dilakukan sejak ikan memasuki umur 5 hari hingga 21 hari. Larva dipelihara dalam bak fiber berukuran 4 m x 2 m x 0,8 m dan diisi air sebanyak 1/2 dari tinggi bak dengan padat tebar 15.625 ekor/ m3. Jadi jumlah penebaran larva dalam bak fiber sebanyak 100.000 ekor.

Selama dalam pemeliharaan di dalam fiber, larva umur 5 hari diberi pakan cacing sutra (tubifex sp). Sebelum diberikan, cacing sutra tersebut dicincang terlebih dahulu. Hal itu dilakukan karena ukuran bukaan mulut ikan yang masih kecil. Pemberian cacing sutra cincang diberikan hingga larva berumur 12 hari. Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 50 gr setiap kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Setelah ikan berumur lebih dari 12 hari selanjutnya larva ikan diberi pakan cacing sutra utuh dengan jumlah pakan sebanyak 75 gr setiap kali pemberian pakan pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan, selama masa pemeliharaan larva lele sangkuriang diberikan pakan alami dan pakan tambahan. Menurut Mujiman (2000), Pemberian pakan alami disesuaikan dengan ukuran benih. Biasanya efektivitas pertumbuhan benih yang memakan plankton alami berkisar (2–3) minggu sejak ditebar ke kolam. Pakan tambahan diberikan dengan dosis 3% – 5% dari bobot populasi ikan dan diberikan dua sampai tiga kali sehari, pemberiannya dimulai sejak hari kedua setelah benih ditebar.

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup larva, maka lingkungan yang baik harus tetap terjaga. Menurut Lukito (2002), dalam kegiatan pengontrolan kualitas air meliputi pergantian air dengan pengaturan volume air dan penyiponan. Pengelolaan kualitas air selama PKL, dilakukan dengan melakukan penyifonan bak pemeliharaan larva setiap pagi hari sebelum pemberian pakan dan penggantian air sebanyak 50%. Penyifonan dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa pakan dan kotoran yang terdapat di dasar bak pemeliharaan larva. Sedangkan untuk menambah oksigen terlarut dalam bak pemeliharaan larva, air dalam bak pemeliharaan diberikan aerasi secara terus menerus.

Selama pemeliharaan larva dalam bak fiber tidak memperlihatkan gejala-gejala bahwa ikan terserang hama penyakit. Jika dilihat dari gerakannya yang normal dan nafsu makan yang relatif tinggi menandakan kondisi ikan sehat dan normal. Meskipun kondisi ikan dalam kondisi yang baik, selama dalam pemeliharaan, larva ikan lele sangkuriang tetap diberikan perawatan sebagai upaya pengendalian hama penyakit untuk pencegahan. Menurut Lukito (2004), kegiatan pengendalian hama penyakit meliputi pencegahan dan pengobatan. Tindakan pencegahan yang dilakukan selama PKL yaitu dengan memberikan garam sebanyak 3 kg dalam 3,2 m3 air (1 ppt).

Panen Benih Lele

Larva yang telah berumur 21 hari warna tubuhnya tampak kehitaman dan sudah menyebar dipermukaan air, hal ini menandakan bahwa larva siap dipanen untuk langsung dijual atau ditebar ke kolam pendederan yang sudah disiapkan sebelumnya. Pemanenan larva didahului dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka outlet. Kemudian pada pipa outlet dipasang seser halus untuk menampung benih. Menurut Prihartono dkk (2000), larva lele sangkuriang umur satu minggu telah siap untuk dipanen. Selama kegiatan pemanenan perlu adanya perlakuan tertentu karena lele sangkuriang merupakan jenis ikan yang tidak bersisik, tetapi tubuhnya berlendir. Oleh karena tidak bersisik maka tubuhnya sangat mudah mengalami lecet dan luka. Lecet atau luka pada lele sangkuriang dapat disebabkan oleh penggunaan peralatan yang sembarangan, cara panen yang kurang baik dan waktu panen yang kurang tepat.

Hasil sampling bahwa larva lele sangkuriang umur 21 hari kepadatan per mili liternya yaitu 150 ekor atau 15.000 ekor per 100 ml, sedangkan larva yang dipanen sebanyak 5 gelas. Sehingga total larva yang dipanen sebanyak 75.000 ekor (SR 75%). Larva diangkat atau dipindahkan dengan menggunakan beker glass berukuran 100 ml ke dalam baskom penampungan atau langsung dipacking ke dalam kantong plastik berukuran 40 cm x 60 cm dua rangkap dan telah diisi air sebanyak (4 – 6) liter, kemudian diberi oksigen sebanyak 2/3 dan diikat dengan menggunakan karet gelang. Kepadatan larva per kantong tergantung jarak pengangkutan atau permintaan dari pembeli. Tapi biasanya berkisar antara (15.000 – 30.000) ekor larva dalam setiap kantong. Setelah packing, benih siap dikirim ke tempat yang dituju. 

dikutip dari: http://old.kaskus.co.id/showpost.php?p=379398299&postcount=17

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Jumat, 19 Juli 2013

Kolam Pemeliharaan Induk - Pembenihan Lele Sangkuriang

Untuk memperkaya Seri Pembenihan (gaya udah kayak mentor aja hehe) di blog ini, berikut ini ada tips untuk membuat kolam lele untuk indukan. Lho emang beda kolam indukan sama pembesaran? tentu saja beda mengingat kebutuhan dasar serta tujuannyapun berbeda.

Gambar dari google images


Hal ini dimaksudkan agar indukan menghasilkan bibit yang berkualitas baik untuk di budidayakan/dibesarkan pada proses selanjutnya. 

Nah berikut syarat Kolam Pemeliharaan Induk Lele Sangkuriang:
  1. Tanah yang baik untuk pemeliharaan adalah jenis tanah liat / lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Tentu saja kita bisa menggunakan terpal atau tembok.
  2. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700m dpl. Jadi jika daerah kita berada pada ketinggian yang lebih tinggi usahakan pakai kolam terpal atau tembok. dengan teknik organik agar air memiliki suhu dan PH yang stabil.
  3. Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
  4. Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya ditempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Kamis, 18 Juli 2013

Download Aplikasi Perhitungan Kolam Terpal

Sebagai pembudidaya, penting mengetahui jumlah biaya produksi yang akan kita habiskan. Hal ini dimaksudkan agar dalam melakukan budidaya kita bisa menghindari kerugian.

Gambar dari google images
 
Berikut ini saya share-kan aplikasi ms. Excel yang otomatis mengkonvert, ke meter persegi, kubik, hektar dan are. Dilengkapi perkiraan biaya pembuatan kolam yang dihitung berdasarkan per meter persegi.

Aplikasi ini karya salah satu member di Komunitas Lele Sangkuriang

Download
Untuk Download silahkan klik File -> Download/Unduh
http://goo.gl/WmFtm

Preview (Coba Langsung)


Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Rabu, 17 Juli 2013

Kenali lebih jauh - Syarat Hidup Lele Sangkuriang

Setiap hewan ternak memiliki standar tersendiri agar dapat hidup dengan baik sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Bagai mana dengan Lele Sangkuriang? Sama saja. Namun stigma yang terbentuk di masyarakat mengenai lele sangkuriang khususnya, dan lele pada umumnya sangat mengkhawatirkan. Anggapan bahwa lele adalah hewan kuat yang dapat hidup bahkan dalam genangan air limbah membuat para peternak terkesan "ceroboh" membudidayakan Lele Sangkuriang.

Gambar dari https://www.facebook.com/groups/komunitaslelesangkuriang/


Lele Sangkuriang adalah keturunan dari lele dumbo yang berasal dari Africa selatan dan tergolong kepada keluarga cat fish. Dalam perkembangannya dari tahun ke tahun, lele dumbo yang ada di Indonesia semakin menurun kualitasnya, ini diakibatkan sering terjadinya perkimpoian satu keturunan (inbreeding) untuk itu Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) memutuskan untuk melakukan pemurnian kembali. Betina keturunan kedua lele dumbo asli dari Afrika Selatan (F2) dikimpoikan dengan pejantan keturunan keenam yang lokal (F6). Bagaikan ibu mengawini anak lelakinya sendiri, sehingga anakan yang dihasilkan kemudian dinamakan Lele Sangkuriang. 

Nah untuk dapat hidup dengan baik, serta menjamin kualitas pertumbuhannya supaya tidak terjadi penurunan kualitas, Berikut syarat Hidup Lele Sangkuriang agar dapat hidup dan tumbuh maksimal:
  1. Ikan lele dapa hidup pada suhu 20*C dengan suhu optimal antara 25-28*C. Adapun untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-30*C dan untuk pemijahan 24-28*C.
  2. Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2 (oksigen)
  3. Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak dan bahan lainnya yang dapat mematikan ikan.
  4. Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.
  5. Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti eceng gondok.
  6. mempunyai pH 6.5-9 kesadahan (derajat butiran kasar) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm, turbidity (kekeruhan)bukan lumpur antara 30-60 cm, kebutuhan o2 optimal pada range yang cukup lebar dari 0.3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak, dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157.56 mg/liter 

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Selasa, 16 Juli 2013

Pakan Larva Lele Sakuriang - Pembenihan Lele Sangkuriang

Sedang membudidayakan lele sangkuriang dan ingin mempelajari pemijahan?, mungkin informasi ini bisa bermanfaat. Informasi ini tentang pakan yang bisa di berikan pada larva lele sangkuriang.


Bubur ini di bisa di gunakan untuk pengganti cancing sutra. Pengunaanya mulai dari larva berumur  4 hari  -20 hari
Berikut cara pembuatan nya
  1. 2 kuning telur yg sudah direbus
  2. nesle kacang ijo 1 bungkus
  3. tepung udang 2 sendok
  4. tepung tapioka 1 sendok
  5. vitamin
Caranya semua bahan di atas campurkan dgn air 1 gelas kopi dan aduk sampai larut.lalu digodok hingga kental sampai jadi bubur dan dinginkan. Sudah dingin baru kasihkan ke larva yang di kasih wadah agar kolam tetap bersih. Namun bubur ini hanya tahan 12 jam.

Sumber: www.aplesi.com (dengan perbaikan penulisan)

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Kenali perbedaan Prebiotik, Probiotik dan Sibiotik

Begitu banyak produk di pasaran yang berlabel, probiotik, prebiotik, ah pokoknya berbau tik-tik gitu. Hehe apa dan bagaimana perbedaan diantara perroduk-produk tersebut, silahkan berikut ada paparan yang Insya Allah berguna.

Gambar dari google images

Definisi umum probiotik atau dikenal dengan mikroorganisme “baik” adalah preparat yang terdiri dari mikroba hidup yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia atau hewan secara oral. Mikroba hidup itu diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan manusia atau hewan dengan cara memperbaiki sifat-sifat yang dimiliki mikroba alami yang tinggal di dalam tubuh manusia atau hewan tersebut. Syarat-syarat probiotik yang baik adalah probiotik harus tetap dalam keadaan hidup, daya untuk bertahan hidup ketika melalui saluran pencernaan dan manfaat kesehatan yang dapat dibuktikan keberadaannya.

Prebiotik didefinisikan sebagai ingredien yang tidak dapat dicerna yang meng-hasilkan pengaruh menguntungkan terhadap inang dengan cara menstimulir secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroba terbatas pada saluran pencernaan sehingga dapat meningkatkan kesehatan inang. Suatu ingredien pangan dapat diklasifikasikan sebagai prebiotik bila memenuhi persyaratan berikut; Pertama, tidak terhidrolisis atau terserap pada saluran pencernaan bagian atas; Kedua, secara selektif dapat menstimulir pertumbuhan bakteri yang menguntungkan pada kolon; dan ketiga, dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga secara sistemik dapat meningkatkan kesehatan.

Sinbiotik (Eubiotik) adalah kombinasi probiotik dan prebiotik. Penambahan mikroorganisme hidup (probiotik) dan substrat (prebiotik) untuk pertumbuhan bakteri misalnya fructooligosaccharide (FOS) dengan bifidobacterium atau lactitol dengan lactobacillus. Keuntungan dari kombinasi ini adalah meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik oleh karena substrat yang spesifik telah tersedia untuk fermentasi sehingga tubuh mendapat manfaat yang lebih sempurna dari kombinasi ini.

jadi bila diringkas

Prebiotik = Adalah sumber energi alami untuk bakteri sehat
Probiotik = Adalah strain tertentu dari bakteri sehat
Sinbiotik = kombinasi probiotik dan prebiotik

Sumber: Kaskus.co.id (alamat lengkapnya saya lupa hehe)

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Minggu, 14 Juli 2013

Teknik Budidaya Lele Sangkurang ala abah Nasrudin - Pembesaran

Saya pernah mengikuti pelatihan yang diberikan oleh salah seorang pengurus ALSI (Asosiasi Lele Sangkuriang Indonesia), yang memang sangat dekat dengan Abah Nasrudin. Tapi agak bingung merangkum hasil dari pelatihan itu walaupun memang cukup mudah untuk dipraktekan. Agar ilmunya manfaat dan bertambah banyak yang mendalami budidaya Lele Sangkuriang ini, saya ingin merangkum hasilnya dan meng-sharenya di blog ini.

Gambar dari https://www.facebook.com/groups/komunitaslelesangkuriang/
Eh pas liat-liat kaskus - judul threadnya kalo gak salah New budidaya lele (pembenihan-pembesaran), ternyata ada peserta lain yang juga pernah ikut pelatihan dan membuatkan rangkuman. Saya rasa rangkumannya bagus dan mudah untuk diikuti. Saya juga menambahkan beberapa pengalaman pribadi didalamnya. Berikut rangkumannya mudah-mudahan bisa menjadi panduan singkat bagi yang ingin memulai budi daya lele sangkuriang.

Parameter dasar pembesaran ikan lele yang dipakai:

  • Kolam yang dipakai kolam tembok atau terpal dengan ukuran 10m2 atau contoh 2x5meter dengan tinggi sekitar 1-1,5 meter.
  • Bibit yang dipakai adalah ukuran 7/8
  • Padat tebar 100 ekor/m2 (untuk beginner) dan maksimal 150 ekor/m2 yang sudah profesional
  • Tidak dilakukan pergantian air selama masa budidaya, kecuali karena penanggulangan penyakit
  • Lele panen pada ukuran 7-8ekor/kg

Persiapan air kolam:

  1. Air bisa memakai air dari sumber mana saja, dengan syarat kadar besi rendah. Kalau air PAM wajib diendapkan dulu 1-3 hari, supaya koporit menguap.
  2. Isi kolam hingga ketinggian 50cm
  3. Beri pupuk kandang yang sudah diletakkan di dalam karung (Teh celup lele) dan diikat serta digantungkan hingga setengah karung terendam dalam air. Jumlahnya adalan 1-1,5 kg/m2 atau untuk 10m2 berkisar 10-15 kg
  4. Larutkan cairan herbal sebanyak 2 sendok makan dan dilarutkan dalam 2 liter air serta ditambahkan 4 sendok makan garam dapur kemudian ditebar rata. Larutan herbal hanya bisa didapatkan di Abah Nasruddin atau kadernya saja. (Saya tidak memakai pupuk kandang dan sebagai gantinya memakai pupuk organik cair supaya lebih simple)
  5. Air akan berangsur-angsur menjadi hijau terang (pengalaman pribadi pada hari ke 4-5 akan kelihatan hijau), setelahnya akan semakin pekat.
  6. Tunggu selama 8 hari dan kemudian angkat pupuk kandang dari kolam
  7. Keesokan harinya benih siap ditebar (hari ke-9). Tebar pada pagi hari  sebelum jam 11 pagi kalau mau tebar pagi atau kalau mau sore tebar setelah jam 3 sore. (Saya pernah tebar jam 1 siang banyak yang sekitar patilnya jadi berwarna merah. Tebar secara perlahan dengan metode aklimatisasi selama 5-10 menit dan usahakan lele keluar sendiri dari wadah.)

 

Pemilihan benih

Benih bisa dari jenis apapun: sangkuriang, dumbo atuapun phyton, asalkan sehat dengan ciri-ciri sbb:
  1. Gerakan ikan aktif
  2. Tidak terdapat luka
  3. Kumit/sungut tidak patah
  4. Sekitar patil tidak berwarna kemerahan
  5. Tidak ada white spot / bintik putih

Pemberian pakan:

  1. Setelah ditebar, lele baru diberi makan setelah 12 jam kemudian, karena untuk adaptasi dan masih banyak makanan alami di kolam.
  2. Tahap pertama menggunakan 781-1 atau setara sebanyak 3 kg untuk 8-10 hari. Pelet diberikan 3x sehari.
  3. Setelah pakan tersebut habis, tambahkan air kolam sebanyak 10cm
  4. Tahap kedua menggunakan 781-2 atau setara sebanyak 5 kg untuk 8-10 hari. Pemberian pelet dinaikkan menjadi 4x sehari.
  5. Setelah habis, tambahkan air kolam sebanyak 10cm.
  6. Tahap ketiga menggunakan 781 atau setara sebanyak 22 kg untuk 8-10 hari dan pemberian pakan 5-6 kali sehari,
  7. Sama dengan sebelumnya, jika pakan sudah habis, maka air kolam ditambahkan ketinggiannya sebanyak 10cm.
  8. Tahap keempat dilakukan pemberian pakan sebayak 70 kg hingga panen. Dapat dilanjutkan dengan memakai 781, akan tetapi untuk mengurangi biaya produksi dapat menggunakan pakan tenggelam seperti SNL/sinta ataupun menggunakan pakan alternatif seperti sosis bs, ayam tiren, ika runcah dsb.

Tips dalam pemberian pakan

  1. Pakan dicampur terlebih dahulu dengan air matang secukupnya hingga lembab, supaya tidak melukai organ pencernaan lele dan menghindari pelet mengembang di perut yang mengakibatkan kembung. Ane campur dengan sedikit probiotik, supaya bisa lebih maksimal tercerna dan sedikit terbuang menjadi feses.
  2. Usahakan pemberian pakan diatas jam 9 pagi dan dibawah jam 12 malam. Dan tunggu 1 jam untuk pemberian pakan setelah turun hujan. Dan jika terlihat akan turun hujan lebat, usahakan tidak memberi makan terlebih dahulu.
  3. Usahakan jangan sampai ada pelet yang tersisa di dalam kolam, karena akan memperburuk kondisi air.

Panen

Pengalaman dari pemberi training mengatakan bahwa dari metode diatas akan diperoleh panen antara 130-140kg pada sekitar 50-60 hari setelah tebar bibit. Dengan kematian dibawah 5%.

Menurut pengalaman pribadi saya, kematian dibawah 2%, panen pada usia 50-60 hari (namun diperlukan penyortiran untuk menyeragamkan ukuran)
Mudah-mudahan bisa jadi pencerahan buat temen-temen yang lain.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Sebelum terlanjur memulai usaha budidaya lele, silahkan analisa dulu Kelayakan Usahanya

Begitu semangat memiliki usaha sendiri tapi eh akhirnya malah menderita kerugian. Nah begitulah yang banyak terjadi pada pengusaha muda (termasuk saya hehe). Ada banyak faktor yang menyebabkan keberhasilan dalam usaha. Begitupun dalam usaha budidaya Lele Sangkuriang. Berikut ada informasi menarik yang bisa digunakan untuk menghitung kelayakan usaha Lele Sangkuriang yang akan anda jalankan.


Usaha perikanan yang akan ditekuni oleh para calon pelaku usaha haruslah dapat menghasilkan keuntungan yang selalu meningkat dan berkelanjutan.

Nah, untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah usaha perikanan untuk dijalankan, Anda dapat melakukan sebuah tindakan yang biasa disebut dengan analisa usaha perikanan.

Analisa usaha bisa diartikan sebagai cara untuk mengetahui tingkat kelayakan sebuah jenis usaha.

Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tinggikah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya investasi maupun titik impasnya.

Dengan mengetahui hal tersebut diatas, berbagai macam tindakan antisipasi dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat dilakukan apabila Anda melakukan tindakan analisa usaha ini.

Proses analisa usaha dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode atau cara. Berikut ini adalah beberapa poin yang harus dapat dihitung dan diketahui secara pasti, yaitu :

ANALISIS LABA / RUGI

Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan atau kerugian dari usaha perikanan yang akan dikelola. Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan untung apabila nilai penerimaan lebih besar daripada total pengeluaran.
Rumus : Laba / Rugi = Penerimaan – Total Biaya ( Tetap + Variabel )

REVENUE COST RATIO ( R / C )

Dilakukan dengan tujuan untuk melihat keuntungan relatif dalam sebuah usaha perikanan yang diperoleh dalam 1 tahun terhadap biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha perikanam tersebut. Pada dasarnya, sebuah usaha dikatakan layak apabila nilai R / C lebih besar daripada 1 dikarenakan hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R / Cnya maka tingkat keuntungan suatu usaha juga akan semakin tinggi.
Rumus : R / C = Penerimaan : Total Biaya ( Tetap + Variabel )

PAYBACK PERIOD ( PP )

Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan semua biaya investai yang telah dikeluarkan untuk sebuah usaha perikanan.
Rumus : PP = ( Total Investasi x 1 tahun ) : Keuntungan

BREAK EVENT POINT ( BEP )

Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berapa batas nilai produksi atau besarnya volume produksi sebuah usaha perikanan untuk mencapai titik tidak untung maupun tidak rugi ( impas ). Pada dasarnya, sebuah usaha dinyatakan layak apabila nilai BEP produksi lebih besar daripada jumlah unit yang sedang diproduksi saat itu atau BEP harganya lebih kecil daripada harga yang sedang berlaku saat itu.
Rumus : BEP produksi = Total Biaya : Total Produksi, atau BEP harga = Total Biaya : Harga Penjualan

Jika Anda tidak ingin menyesal dikarenakan harus kehilangan banyak uang karena investasi yang salah atau usaha Anda bangkrut ditengah jalan, segeralah lengkapi rak buku Anda dengan buku – buku yang ada kaitannya dengan masalah keuangan.

Sumber: http://old.kaskus.co.id/showpost.php?p=379467447&postcount=43

Mudah-mudahan bisa bermanfaat.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Rabu, 10 Juli 2013

Kenali dan Atasi Segera Lele yang memiliki Insang Kekuningan

Dalam melakukan budidaya, apapun jenis dan subjeknya, selalu di temukan kendala dan penyakit yang menyertainya. begitupun dengan budidaya lele sangkuriang.

Gambar dari google images

Insang kekuningan (sebenarnya kecoklatan, tidak merah tua cerah sprti normalnya), karena kadar nitrit dalam kolam yg terlalu tinggi. Artinya, amoniak yg diubah menjadi nitrit belum cukup diubah oleh bakteri nitrobacter menjadi nitrat. Nitrit ini masuk kedalam darah ikan melaui insang, berikatan dgn butir darah merah (hemoglobin) sehingga butir darah merah tsb tidak sempurna mengikat oksigen. Akibatnya, organ2 kekurangan oksigen, ikan akan megap2 dan akhirnya mati. 

"Penyakit" ini dikenal sbg "brown blood disease" krn darah ikan akan berwarna kecoklatan. Mengatasinya: kurangi pakan atau puasakan shg produksi kotoran/amonia/nitrit menurun dan/atw ganti air secara bertahap, tambahkan probiotik utk menambah kepadatan bakteri nitobakter Utk menguraikan sisa pakan (protein) diperlukan oksigen yg diambil dr air shg oksigen terlarut turun. Air menghitam dan busuk krn H2S dan sulfida lainnya + amoniak ( gas) hasil perombakan protein. Kurang DO, H2S, nitrit secara bersama-sama mempercepat kematian ikan.

Brown blood disease sumber penyebabnya adalah kadar nitrit yg tinggi di kolam. Meskipun kadar oksigen terlarut dlm kolam tinggi, ikan tetap megap2 krn oksigen tidak dapat diserap dgn baik oleh insang dan oksigen yg sudah terserap insangpun tidak optimal dpt dikirim ke organ2 vital ikan krn hemoglobin "ditutupi" oleh nitrit.

Tapi, Aerasi membantu menjaga DO stabil, krn nitrifikasi mrpkan proses oksidasi yg memerlukan oksigen yg diambil dr DO.

Proses nitrifikasi akan berlangsung baik pd pH 7-8, sdgkan nitrifikasi itu sendiri mengasamkan perariran. Shg perlu ada penambahan kapur secara reguler utk menjaga pH 7-8 tsb.

Fiksasi (permeabilitas) oksigen oleh insang akan berlangsung baik klo perbandingan konsentrasi Cl dgn nitrit adalah 10:1. Mengukur konsentrasi nitrit dpt dilakukan dgn alat titrasi yg dpt dibeli di toko kimia (murah). Klo konsentrasi nitrit 2 ppm, maka konsentrasi Cl 20 dikalikan 4,5 = 90 mgr/liter. Jika perbandingannya kurang dr tsb di atas, fiksasi oksigen oleh insang kalah dgn fiksasi nitrit shg yg dlm darah ikan justru akan banyak nitritnya. Ini juga yg menyebabkan ikan megap2 setelah hujan deras, krn konsentrasi Cl : nitrit turun krn pengenceran oleh air hujan sdgkan proses nitrikasi (pembentukan nitrit) terus berlangsung.

Utk pengobatan brown blood disease dpt dilakukan dgn penambahan garam krosok hingga perbandingan tsb. menjadi 20:1.

Sumber: aplesi.com

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Senin, 08 Juli 2013

Penting, Tips Pemberian Rumput Azolla Sebagai Pakan Lele Sangkuriang

Dalam postingan yang lalu (Rumput Azolla, Pakan Lele Sangkuriang Organik), sudah diposting mengenai Rumput Azolla yang ternyata dapat digunakan sebagai pakan alternatif lele sangkuriang. Namun yang lebih mengejutkan, Rumput Azolla yang disebut-sebut ini ternyata banyak tumbuh liar di sekitar pesawahan yang biasanya di anggap sebagai hama. Waah ketinggalan informasi yah hehe. 
Tapi jika akan memnggunakan rumput azolla sebagai pakan alternatif lele sangkuriang, berikut ini kutipan menarik yang dapat digunakan sebagai referensi dalam menggunakannya.

Singkatnya, Rumput Azolla sebaiknya diberikan dalam bentuk kering. kenapa? silahkan baca alasannya dibawah ini.

dikutip dari: http://azollamagelang.blogspot.com/2013/07/azolla-untuk-pakan-ikan-gurami-nila.html

Pemberian azolla kepada ikan lele sebaiknya dalam bentuk kering. Jangan diberikan dalam bentuk basah. Hal ini penting dilakukan mengingat kadar air yang tinggi pada azolla yang jika dimakan ikan lele hanya akan mengeyangkan saja tetapi azolla yang dimakan proteinnya rendah. 

Alhasil ikan lele justru akan mengalami keterlambatan pertumbuhan.Mengapa hal ini bisa terjadi?? karena azolla yang basah dengan kandungan protein rendah jika dimakan oleh ikan, maka ikan akan merasa kenyang dengan cepat dan lama untuk lapar.Hal ini karena adanya serat seperti mekanisme kita jika memakan sayuran. Sehingga pakan pelet yang kita berikan justru akan sedikit dimakan oleh ikan lele. 

Kemudian pemberian azolla secara terus menerus juga kurang baik untuk pertumbuhan ikan. Walaupun ikan akan sehat tapi terkait dengan tinggkat perkembangan justru akan memperlambat. Mengapa hal ini bisa terjadi?? pemberian azolla secara terus menerus dalam keadaan basah menyebabkan ikan lele setiap saat akan terpenuhi kebutuhan pakannya. Saat ikan lele lapar sedikit saja maka azolla akan dimakan sedikit demi sedikit. Dan kita tau azolla basah kandungan proteinnya rendah. Jika ikan lele sudah kenyang hanya dari azolla. Sehingga jika kita memberikan pakan pelet dengan protein tinggi, alhasil pakan pelet kita tidak dimakan. Namun jika kita tangkap dan kita seser ikan kita. Kita akan mendapatkan ikan lele dengan perut yang gendut tapi miskin protein.

Sehingga disimpulkan pemberian azolla dalam bentuk basah kurang baik untuk pertumbuhan,sebaiknya diberikan dalam bentuk kering dengan protein yang tinggi. Namun diberikan ke dalam kolam klinik untuk menampung ikan yang sakit justru bisa sebagai diet yang baik untuk ikan lele. Ikan yang sakit memerlukan hijauan untuk memulihkan pencernaannya. Disinilah peran azolla sebagai pakan ikan yang sedang sakit.

Kesimpulan selanjutnya yaitu pemberian azolla baiknya dilakukan sebelum lele masuk atau perlakuan air kolam ikan selama 3-4 hari. Tujuannya yaitu untuk menetralkan air kolam ikan, menyerap polutan, dan menciptakan pakan alami didalam kolam. Setelah 4 hari dan dirasa air kolam sudah siap, angkat azolla dan pindahkan ke kolam lain, barulah ikan lele kita masukkan ke dalam kolam bekas azolla.

TIPS (dikumpulkan dari berbagai sumber) :

Sebagai pakan, Azolla sebaiknya diberikan kering (contoh kasus untuk lele-randifarm) terutama untuk ikan omnivora, tetapi pada contoh kasus yang lain, ikan herbivora(Gurame, Tawes, dll), ikan lebih menyukai bila azolla diberikan dalam kondisi segar dan itu boleh saja.

Pengeringan Azolla cukup diangin2kan, bila dijemur akan merusak nutrisi sejauh ini pemakaian azolla kering sudah terpakai sebagai campuran pellet dan pakan ternak (terbukti), pada ikan hanya pada ikan lele (data akan diupdate setelah ada info dr praktisi), Mantap Kan (contoh kasus/subyektif) penempatan Azolla di kolam LELE tdk membuat LELE memakan Azolla, malah dimakan saat diberikan terpisah (dicampur pakan biasanya/pelet). Tp kalau di kolam GURAMI, Azolla Tidak Bisa Panjang Umur,karena bisa habis dalam sekejap :)
Penempatan Azolla dalam kolam ikan mampu meningkatkan kualitas air, karena kemampuan Azolla menyerap bahan berbahaya dalam air. AIR SEHAT=IKAN SEHAT=KANTONG SEHAT (Hehe)

Kompos Azolla bisa digunakan sebagai media untuk media cacing lumbricus, dan azolla segarnya bisa untuk pakan. Cacing lumbricus sangat cepat dan mudah dibudidayakan, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani ikan (dalam bentuk tepung atau hidup).

Informasi mengenai Cara, Waktu, dan Jumlah dalam penggunaan Azolla adalah relatif, subyektif, jadi jangan lelah untuk selalu mencoba mencari apa yg tepat untuk kebutuhan anda, “AZOLA BIAYA MINI HASIL MAXI“ (Kayak iklan pembalut hehe)

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Minggu, 07 Juli 2013

Rumput Azolla, Pakan Lele Sangkuriang Organik

Pernah mendengar tanaman Azolla/Rumput Azolla? ya saya juga agak bingung saat pertama kali mendengar Rumput Azolla. Padahal, rumput Azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam ikan. "Karena dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan dibuang begitu saja. Padahal, bila dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman padi di sawah, azolla ini bisa menekan penggunaan pupuk urea sampai 65 Kg/ha" (Agus Rochdianto *).

Gambar dari Google
Selain itu, Melambungnya harga pakan pabrikan dengan harga jual yang tidak sebanding dengan harga pakan sangat memberatkan petani lele. Sudah sangat banyak petani lele yang gulung tikar, dan banyak juga yang beralih budidaya ke ikan lain yang lebih mudah. Padahal prospek ikan lele semakin hari semakin diminati bahkan tidak hanya di dalam negeri akan tetapi sampai ke mancanegara. 

Lalu apa hubungannnya Rumput Azolla dengan Budidaya Lele Organik?
Yup, Rumput azolla bisa dikatakan sebagai pakan organik karena rumput ini tumbuh secara alami, sehingga memiliki kandungan yang terjaga dari bahan-bahan kima berbahaya. Sebagai pakan ternak, kandungan gizi azolla cukup menjanjikan. Kandungan protein misalnya, mencapai 31,25 persen, lemak 7,5 persen, karbohidrat 6,5 persen, gula terlarut 3,5 persen dan serat kasar 13 persen.

bila akan dimanfaatkan untuk pakan ikan, azolla bisa diberikan secara langsung dalam keadaan segar. Boleh juga dengan mengolahnya terlebih dulu menjadi tepung. Tepung azolla ini, selanjutnya digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat pakan buatan (pelet) untuk ikan.

Berdasarkan kaji terap di lapangan, dalam keadaan segar azolla bisa diberikan untuk pakan ikan gurami, tawes, nila, karper dan lele. Dengan pemberian pakan berupa azolla, terbukti ikan tetap bisa tumbuh pesat. Tak kalah dengan ikan lainnya yang diberi pakan buatan berupa pelet.Di saat harga pupuk, pakan ternak dan ikan mahal seperti belakangan ini, tak ada salahnya bila azolla ini menjadi salah satu alternatif pilihan yang secara finansial cukup menguntungkan.

Dalam postingan selanjutnya kita akan membahas cara pemberian/pengolahan rumput Azolla ini sebagai pakan alternatif Lele Sangkuriang.

Semoga bisa diterapkan oleh semua pembudidaya Lele Sangkuriang untuk menekan biaya produksi

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Sabtu, 06 Juli 2013

Resep - Lele Sangkuriang Goreng Kremes

Wah libur panjang enaknya ngapain ya? (emang peternak punya waktu libur hehe). Sepertinya enak kalau kita bereksperimen mengolah lele sangkuriang menjadi olahan menarik yang bisa dinikmati bersama keluarga tercinta. hehe
Gambar dari google

Nah mungkin resep ini bisa menjadi salah satu alternatif mengolah lele sangkuriang menjadi santapan yang nikmat.

Bahan-bahan yang dibutuhkan

  1. 2 ekor lele sangkuriang ukuran sedang
  2. 1/2 sdt air jeruk nipis
  3. 1/2 sdt garam
  4. 1/2 sdt merica bubuk
  5. 150 ml air

Bumbu yang dihaluskan :
  1. 2 siung bawang putih
  2. 1/2 sdt ketumbar
  3. 1 ruas jari kunyit bakar
  4. 2 btr kemiri,sangrai

Bumbu kremes :
  1. 150 ml air sisa rendaman berbumbu
  2. 1/4 sdt kaldu ayam bubuk
  3. 40 gr tepung beras
  4. 10 gr tepung sagu

Cara Membuat lele goreng kremes:

  1. Cuci bersih lele sangkuriangnya sampai lendirnya hilang, buang jeroannya 
  2. Lumuri lele sangkuriang dengan air jeruk nipis. Diamkan beberapa saat lalu cuci kembali hingga bersih. 
  3. Aduk rata garam, merica bubuk, dan air. Tambahkan bumbu halus.
  4. Masukkan lele sangkuriang dan rendam selama 30 menit. Angkat dan tiriskan.
  5. Aduk rata bahan kremesan.
  6. Celupkan ikan lele sangkuriang kedalam bahan kremesan.
  7. Panaskan minyak yang agak banyak agar seluruh permukaan ikan lele sangkuriang terendam.
  8. Goreng hingga matang dan kering. 
  9. Angkat lalu tiriskan.
  10. Goreng sisa kremesan dengan minyak yang sudah dipanaskan hingga berwarna kuning keemasan.
  11. Hidangkan ikan lele goreng dengan taburan kremesan.

Wah mantap kan, ayo segera coba, kan lelenya ada dikolam hehe. Selamat mencoba

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Kamis, 04 Juli 2013

Probiotik, Manfaat dan cara pembuatannya

Terdapat beberapa cara yang biasa digunakan dalam melakukan budidaya lele sangkuriang maupun lele pada umumnya, dari mulai Cara organik, biofolk, dan masih banyak lagi teknik dan cara lainnya. Begitupun dengan cara mengelola kolam, tentu masing-masing punya jurus andalannya. Nah beberapa peternak menggunakan probiotik untuk menjaga kondisi kolam, baik ph air, keterlarutan oksigen didalam kolam, dan tujuan lainnya.

Gambar dari google images

Lalu apakah boleh menggunakan probiotik? Menurut saya sah-sah saja, terutama jika bahan pembuatannya berasal dari bahan-bahan organik/alami. Kembali ke soal manfaat dan cara pembuatannya, berikut ini ada informasi menarik yang semoga bisa bermanfaat bagi semua.

Perlu diketahui bahwa kebutuhan ikan tawar di Indonesia semakin lama semakin meningkat, guna memenuhi kebutuhan pangan dan gizi , sayangnya ikan belum masuk dalam daftar kebutuhan pokok (Seharusnya SEPBAKO itu sepuluh bahan pokok)Kebutuhan ikan yang semakin lama semakin meningkan sangat disayangkan dari jumlah itu hanya separonya saja yang bisa disuplai oleh petani budaidaya ikan di Indonesia Bahkan di Batam kebutuhan ikan tawar khususnya lele di import dari negeri tetangga malaysia

Untuk mendapatkan hasil panen lele dengan kualita yang baik. di Indikasikan dengan pertumbuhan ikan cepat sehingga dapat segera panen, ikan seragam, dan tidak bau lumpur atau tanah. Budidaya lele dengan memakai probiotik dicampur pakan. Misalnya, yang mudah diperoleh di toko pakan ternak. Dengan campuran probiotik dan pelet membuat metabolisme dan pencernaan ikan sempurna. Sebagian besar, 90% pakan yang masuk ke tubuh akan menjadi daging ikan.

Ada dua cara penggunaan probiotik yang bisa dimanfaatkan petani Lele untuk mendongkrak hasil kolamnya. Pertama, probiotik untuk menggemburkan dasar kolam sekaligus memelihara kualitas air. Probiotik ini cukup diguyurkan ke air kolam pada pagi hari setiap dua minggu sekali supaya air selalu sehat, tidak blooming dan penuh dengan plankton sebagai pakan alami.

Yang kedua, probiotik untuk memacu pertumbuhan ikan sendiri sekaligus membentengi dari kemungkinan terkena penyakit atau stres. Probiotik itu harus dicampurkan ke pakan, pakan pelet ataupun daun-daunan .

Rangsang Nafsu Makan

Pakar dari Jurusan Perikanan UGM Ir Gandung Hardaningsih menguraikan, dari berbagai riset, probiotik memang terbukti bagus untuk pemeliharaan air kolam dan pemacu pertumbuhan ikan.

Karena ada introduksi mikroba positif maka kolam menjadi lebih sehat dan ikan juga lebih kuat terhadap stres dan penyakit. Yang pasti, pertumbuhan ikan bisa sangat pesat karena probiotik juga merangsang nafsu makan.

’’Saya kira probiotik akan menjadi andalan para petani ikan di masa depan karena manfaatnya sangat besar pada pertumbuhan ikan sehingga cukup berarti dengan keuntungan yang didapat,’’ tandasnya.

Probiotik ibarat benteng pertahanan diri, sebaiknya diberikan sejak dini. Begitu bibit mau masuk kolam, tiga hari sebelumnya air kolam harus diguyur probiotik lebih dahulu agar kondisi air cepat matang dan tumbuh banyak plankton. Selanjutnya, pemberian probiotik untuk pemeliharaan air cukup dua minggu sekali atau ketika kondisi air menurun kualitasnya.

’’Jadi semacam imunisasi, jika diberikan lebih awal akan lebih bagus efeknya. Jangan menunggu kondisi kolam jelek dan ikan stres atau terserang penyakit. Pemberian secara teratur akan menghasilkan ikan lebih bagus,’’ imbuh Himawan.

Pemberian probiotik sangat membantu pertumbuhan ikan. Saat melihat di kolamnya banyak Lele stres dan mengambang bahkan beberapa mati, dia secepatnya mengguyurkan sebotol probiotik  segenggam gula pasir ke kolam. Keesokan harinya air kembali hijau jernih dan semua Lele sehat kembali.

Waktu budidaya akan lebih singkat 10 – 15 hari, ketimbang budidaya lele intensif tanpa probiotik: sekitar 60 – 70 hari (Khusus untuk lele sangkuriang waktu bisa lebih singkat lagi). Cara memanfaatkan probiotik relatif mudah. dengan memberikan setengah gelas per hari probiotik cair untuk 1.500 lele yang dipelihara di kolam terpal berukuran 3 m x 4 m .

Memberikan probiotik melalui pakan. Mula-mula ia merendam pelet apung selama 10 – 20 detik dalam larutan probiotik. Setelah ditiriskan beberapa saat, ia memberikannya kepada lele. Dengan tambahan probiotik seperti itu, pertumbuhan lele lebih cepat. Selain itu pemberian probiotik membuat konversi pakan atau FCR turun menjadi sekitar 0,8 dari biasanya FCR 1,1. Artinya untuk menghasilkan 1 kg daging ia hanya perlu 0,8 kg pakan.  Tak hanya itu tingkat kelulusan hidup (SR) meningkat hingga 95%.

Sejatinya probiotik adalah larutan berisi mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang -  dalam hal ini ikan budidaya. Mikroba itu antara lain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobacterium, beberapa kelompok Bacillus, dan Pseudomonas. Seabrek keunggulan memang terdapat pada probiotik. Pada budidaya akuakultur, pemberian probiotik menekan perkembangan bakteri patogen di lingkungan perairan yang menurunkan produktivitas. Hasil riset di Thailand dan Jepang sejak 10 tahun silam membuktikan hal itu. Pemakaian probiotik pada budidaya nila Tilapia nilotica menurunkan angka kematian ikan sebesar 5,2%. Hal itu diimbangi pula dengan peningkatan bobot tubuh sebesar 46,3% dari sebelumnya 9,6% pada budidaya intensif. Jadi wajar bila Agnes dan Heru Catur  memanen lebih cepat.

Prof Dr Agus Irianto, MSc PhD, guru besar mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto mengungkapkan probiotik pada akuakultur besar manfaatnya. Kehadirannya bisa berperan antara lain sebagai imun untuk daya tahan, menghambat patogen, dan peningkatan nilai nutrisi melalui penyerapan maksimal. ‘Probiotik perlu dikembangkan dalam akuakultur  karena menyangkut hidup orang banyak,’ katanya.

Dr  I Nyoman Pugeg Aryantha, peneliti mikrobiologi di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB dan Dr Ir Triyanto MSi, ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada menyampaikan hal senada. Mereka sepakat, probiotik kini penting pada budidaya akuakultur. ‘Probiotik dapat memperbaiki kondisi lingkungan lewat proses bioremediasi sehingga menguntungkan ikan budidaya,’ ujar Triyanto.

Produk yang ramah lingkungan memang menjadi isu penting terutama bagi komoditas bernilai ekspor seperti udang vannamei. Menurut Edy Majid dari Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo, Jawa Timur, sekitar 60% petambak di Desa Gelungan, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo sejak 7 tahun lalu mengaplikasi probiotik. ‘Belakangan probiotik semakin populer setelah penggunaan antibiotik di udang dilarang karena meninggalkan residu berbahaya,’ kata anggota staf bagian tambak multilokasi BBAP itu.

Dengan aplikasi probiotik selain lingkungan tambak menjadi baik, buntutnya tingkat kelulusan hidup udang melonjak 90% dari semula 75%. Hasil panen naik hingga 20 ton per ha. ‘Sementara tambahan biaya probiotik,’ Hanya Rp2.000 – R2.500 per kg udang,’ kata Habibur.

Sejauh ini belum muncul kendala pemakaian probiotik, selain harga yang cenderung meningkat seiring naiknya permintaan. Jadi, pantas bila peternak sapi atau ayam juga melirik probiotik.  ‘Probiotik dapat meningkatkan penyerapan nutrisi pakan di tubuh,’ kata Prof Dr Ir Mohammad Winugroho MSc, periset dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) di Ciawi, Bogor. Dengan banyak manfaat yang diperoleh pantas bila kini probiotik menjadi pilar penting dalam budidaya ikan dan ternak. Agnes Cahyono dan Heru Eko Catur sudah membuktikannya.

Promix merupakan hasil fermentasi sempurna dari jamu-jamuan jawa yaitu:
  • Kunyit (Curcuma Domestica)
  • Jahe (Zingiber Officinale)
  • Kencur (Koempferia Gelanga L)
  • Temulawak (Curcuma Xanthoryza) , dll

Ramuan rempah-rempah dari jamu-jamuan jawa tersebut sangat berguna untuk meningkatkan nafsu makan, meningkatkan stamina dan mempercepat penggemukan, sehingga ternak makin sehat dan makin tahan terhadap serangan penyakit.

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Rabu, 03 Juli 2013

Ternak lele udah lama, Udah coba ini, coba itu, tapi koq masih rugi juga?

Judulnya klasik, hehe. Banyak temen-temen yang pada bilang gitu solanya, bisnis lele gak nguntungin lah, inila, itulah, bikin frustasi katanya. Ya memang kalau difikir-fikir sih dengan harga jual yang murah, margin keuntungan memang kecil. Namun hal ini bukan jadi suatu alasan untuk berhenti. 
Gambar dari google images

Nah artikel ini bisa jadi membantu para peternak agar dapat meningkatkan kualitas produksi lele nya sekaligus meningkatkan keuntungan dalam membudidayakan lele.

Umumnya, pembudidaya pemula menjadikan proses budi daya sebagai acuan utama untuk menghitung keuntungan. Kalau itu yang dijadikan sebagai acuan, saya pastikan usaha tersebut merugi atau paling tidak break event point. Sebagai contoh di komponen pakan, pemula beranggapan bahwa pakan yang murah menguntungkan bagi mereka alias meringankan biaya pakan. Padahal, pakan yang murah biasanya berbanding lurus dengan kualitasnya.

Kesalahan ini akan terlihat saat panen tiba. Bobot lele yang dihasilkan tidak lebih berat dari bobot lele yang mengonsumsi pakan standar. Lele pun cenderung rentan terhadap penyakit karena daya tahan tubuhnya tidak sebaik lele yang diberi pakan bernutrisi sesuai yang dipersyaratkan. Ihwal seperti ini terlihat sepele dan spekulatif, tetapi punya dampak akhir yang mengenaskan bagi usaha Anda.

Kesalahan-kesalahan Umum

Kesalahan-kesalahan di bawah ini menyebabkan ikan menjadi sakit, kualitas pakan menurun, hingga menghambat perkembangan ikan. Pada akhirnya, pengeluaran ikut membengkak.
  • Sortir yang tidak tepat memperlambat pertumbuhan
Proses penyortiran membuat lele stres. Kondisi ini  memengaruhi laju pertumbuhan lele karena nutrisi bagi pertumbuhan dipakai untuk pemulihan stres. Bahkan, ikan tidak mau makan sama sekali. Artinya, pakan yang diberikan tidak berdampak apa pun bagi bobot lele. Selain itu, ikan butuh waktu minimum dua hari agar pulih dari stres. Otomatis masa budi daya akan lebih panjang. Kalau sudah begini kebutuhan pakan pun akan bertambah. Tentu secara ekonomi hal ini tidak tergolong sebuah efisiensi.
  • Sirkulasi air yang deras
Saat sirkulasi air berlangsung dengan deras, fluktuasi suhu air kolam akan berubah sangat cepat. Di sisi lain, lele tidak toleran terhadap fluktuasi suhu dalam tempo yang sangat cepat. Akibatnya, lele menjadi stres, ditandai dengan pergerakan yang lebih aktif dari biasanya. Dua hari kemudian biasanya lele sakit, diawali dengan produksi lendir berlebih yang akhirnya membuat daya tahan tubuh menurun. Umumnya, kondisi ini menimpa lele saat baru tebar, ukuran 5—9 cm. Hal ini tentu sangat merugikan karena akan memperpanjang masa pemeliharaan, menyedot pakan lebih banyak, dan menyebabkan kematian lele.
  • Memberi makan saat hujan
Hujan juga menyebabkan fluktuasi suhu air berlangsung cepat dan air kolam menjadi asam. Akibatnya, ikan stres dan sakit. Memberi makan saat hujan sama efeknya seperti pada kesalahan sirkulasi air yang deras. Kalaupun harus diberi makan, berikan sekadarnya. Tidak harus sampai ikan kenyang.
  • Diberi pakan limbah
Pakan limbah sebenarnya adalah pakan yang telah rongsok. Kandungan nutrisi di dalamnya pun otomatis telah rusak. Salah satu efeknya adalah penyakit kuning yang disebabkan ikan mengonsumsi lemak yang telah rusak. Lemak ini mengakibatkan fungsi liver terganggu. Tentu kondisi ini sangat tidak ekonomis bagi penggunaan pakan.
  •  Kurang informasi mengenai penggunaan probiotik dan antibiotik
Pemilihan probiotik harus tepat. Pada usaha pembesaran banyak probiotik yang diaplikasikan di air kolam tidak memberikan dampak yang signifikan. Apalagi lele sendiri memproduksi amoniak. Jika hanya mengandalkan probiotik di perairan, jelas tidak akan memberi manfaat. Karena itu, dalam padat tebar tinggi ini, saya menggunakan probiotik yang diaplikasikan melalui pakan. Sementara itu, penggunaan antibiotik justru menjadi boomerang bagi pembudidaya. Antibiotik membuat patogen menjadi resisten, sehingga penyakit lele semakin sulit disembuhkan. Selain itu, penggunaan antibiotik membahayakan kesehatan konsumen, karena residunya tertinggal di daging lele.
  • Salah dalam penyimpanan pakan
Kesalahan penyimpanan menyebabkan pakan cepat rusak dan rentan ditumbuhi kapang (jamur), meski secara kasat mata performa pakan masih terlihat bagus. Kapang menyebabkan pakan mengandung aflatoksin tinggi. Kapang ini merusak kandungan nutrisi pakan. Jika dikonsumsi, fungsi liver lele akan terganggu. Kematian lele pun sudah menunggu di depan mata.

Kiat-kiat agar Tetap Untung

  • Pemakaian suplemen pakan dan air
Pemakaian suplemen pakan dan air akan mempercepat pertumbuhan lele dan meningkatkan daya tahan tubuhnya sehingga tidak mudah terserang penyakit, hingga akhirnya menurunkan angka kematian. Selain itu, pemakaian suplemen mampu menurunkan kebutuhan pakan. Dengan demikian pemakaian pakan lebih efektif dan efisien.
  • Meminimalkan penyortiran
Meminimalkan penyortiran merupakan hal yang sangat penting dalam budi daya sistim padat tebar tinggi. Seperti yang dijelaskan di atas, penyortiran sebenarnya menyebabkan ikan stres dan membutuhkan waktu untuk pemulihan. Akibatnya, masa budi daya lebih panjang dan terjadi pemborosan pakan. Inilah alasan mengapa dalam teknik padat tebar tinggi ini saya hanya merekomendasikan satu kali penyortiran, yakni di tengah-tengah masa budi daya.
  • Pemberian probiotik pada pakan dan air
Aplikasi probiotik pada pakan sangat ampuh untuk menjaga kestabilan sistem pencernakan lele. Dengan sistem padat tebar tinggi ini, sistem pencernakan lele dipaksa untuk mencerna pakan tanpa henti, mengingat pemberian pakan dilakukan dengan interval 3-4 jam sekali. Sementara itu, penggunaan probiotik di air memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas air kolam. Hal ini tidak terlepas dari efek pemberian probiotik melalui pakan. Amoniak yang dihasilkan lele secara otomatis menurun, sehingga kerja probiotik di air lebih ringan dan memberikan dampak yang berarti.

Manajemen Risiko

  • Buatlah kolam dengan ukuran yang kecil sesuai arahan dalam buku ini. Dengan memperbanyak kuantitas kolam akan memberikan keuntungan sebagai berikut.
  1. Mudah dalam penanganan, baik saat pembersihan, penyiponan, penyortiran, hingga pemanenan. Cara ini dapat digunakan untuk efesiensi biaya tenaga kerja sebab sistem padat tebar tinggi tidak membutuhkan lahan yang luas. Dengan demikian tenaga kerja yang dibutuhkan tidak sebanyak pada sistem konvensional. 
  2. Mempermudah dalam pengendalian air, karena luas lahan lebih kecil dan kebutuhan air kolam tidak sebanyak pada sistem konvensional yang mengandalkan kolam-kolam yang luas. 
  3. Meminimalkan risiko kegagalan akibat hama dan penyakit. Dengan ukuran kolam yang kecil tapi kuantitasnya banyak, penyakit mudah dilokalisir dan kegagalan dapat diminimalkan. Dengan lahan 200 m2 dijadikan dua kolam, risiko kegagalannya jauh lebih tinggi jika dibandingkan lahan 200 m2 dijadikan 10 kolam. Jika satu kolam terserang penyakit, sudah dapat dipastikan sistem konvensional dengan kolam yang luas mengalami kerugian yang besar. Hasil dari satu kolam yang tersisa tidak mungkin menutupi biaya operasional satu kolam yang gagal.
  • Buatlah kolam berpasang-pasangan dengan ukuran yang sama untuk mempermudah penyortiran dan menentukan siklus panen. Selain itu, cara ini memberikan kepastian panen dengan ukuran yang seragam serta menjamin kontinuitas volume produksi. 
Sumber: http://kekerangan.blogspot.com/2012/10/mendongkrak-produksi-lele-dengan-sistem.html

Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers

Selasa, 02 Juli 2013

Video - Implementasi menarik dari sistem pengolahan limbah perikanan dengan teknik Aquaponik

Dalam postingan lalu (AQUAPONIC - Solusi penanganan limbah bagi pembudidaya lele sangkuriang), saya pernah memposting tentang esistem aquaponik dan keuntungannya/manfaatnya bagi para peternak lele sangkuriang khususnya dan ikan pada umumnya. nah berikut ada video menarik yang saya dapatkan dari youtube yang mungkin bisa dicoba di implementasikan di rumah atau di kolam masing-masing.

Artikel, Tips dan Trik, Video,

Silahkan disaksikan:



Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini
Salam Patilers